Paus Francis turut prihatin atas kondisi umat kristiani di Timur Tengah yang kerap mengalami diskriminasi agama akibat konflik negara itu. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan bersama sejumlah patriakh dan uskup dari wilayah Timur Tengah di Roma pada Kamis (21/11) kemarin.
“Kita tidak akan mundur untuk Timur Tengah tanpa Kekristenan, yang selama 2000 tahun telah mengakui Yesus,”ungkap Paus Francis, seperti dilansir oleh Catholicnews.com, Jumat (22/11).
Dihadapan para patriakh Timur Tengah itu, Paus berjanji akan tetap fokus mengamati kondisi umat Kristen di sana. Seperti diketahui dari kesaksian patriach Yerusalem dan Koptik, Syria, Melkit, Maronit, Kasdim dan Armenia bahwa kaum minoritas kerap menghadapi penindasan atas iman mereka.
“Mari kita mengadakan banding sehingga hak dan martabat atas kebebasan iman setiap orang diakui dan dihormati,” ujar Paus.
Hingga kini, tercatat bahwa jumlah umat Kristen di Timur Tengah sebanyak 10-30 Juta. Sebanyak 36 persen di Lebanon, 10 persen di Mesir, 5.5 persen di Syria, 2 persen di Irak dan Israel dan 1.2 persen di Palestina. Paus menutup pertemuan dengan berdoa secara khusus untuk kebebasan beragama di wilayah minoritas Kristen itu.
Diskriminasi yang terus mendera umat kristen di wilayah Timur Tengah memang menjadi keprihatinan setiap orang. Dengan itu, diperlukan dukungan baik doa maupun upaya agar kiranya mereka mendapat keadilan dan hak yang sama seperti kaum mayoritas lainnya.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Menteri Agama Nyatakan Konflik Agama Adalah Wajar
Sebelum Ayah Ibunya Hilang, Jessica Kabarkan Yesus
Rapper Michigan Pakai 'Klub Malam' Jadi Persekutuan Kristen
Frozen Disney, Keberanian dan Ketangguhan Seorang Putri
Heboh! Konflik Indonesia-Australia dari Penyadapan Hingga Hinaan
Mujizat Kesembuhan Terjadi Dalam Hidupku
Sumber : Catholicnews.com/Bbc.co.uk/Jawaban.com/LS